(iainfmpapua.ac.id) – “Jangan bilang tidak mungkin untuk jadi lebih baik,” tegas Penasihat Asosiasi Perpustakaan Perguruan Tinggi Islam (APPTIS) Dr. Labibah Zain, MLIS dalam kegiatan Rapat Konsultasi Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua, di salah satu hotel di Jayapura, 21 September 2024.
Ia mengatakan, para pengelola kampus harus yakin bahwa perpustakaannya akan mampu memberikan pelayanan yang baik dan disukai masyarakat pengguna. “Awalnya mungkin berat, tapi dengan kerjasama berbagai pihak, itu bisa dilakukan dan akan berhasil,” paparnya. Pihaknya mencontohkan pengalaman mengelola perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. “Kami kerjasama dengan bagian akademik, kepegawaian, dan TIPD sebagai support system agar perpustakaan ramai, contohnya, kalau dosen mau naik pangkat harus upload karya di repository perpus, kalau tidak upload bukti, maka BKD akan bermasalah, dengan begitu maka perpustakaan akan mulai dimanfaatkan,” terangnya. Ia menjelaskan, jika sudah dirasakan manfaatnya, pasti akan banyak yang mensupport perpustakaan dan membantu untuk tetap eksis.
“Tidak hanya koleksi buku, kami juga punya program meminjam koleksi manusia, misalnya, pak rektor yang punya keahlian di bidang tertentu dapat dipinjam oleh mahasiswa untuk wawancara bikin artikel ilmiah selama 30 menit, tinggal atur jadwalnya,” urainya. Selain itu, perpustakaan dapat membuat program tertentu untuk memfasilitasi konsultasi dengan mahasiswa yang kebingungan untuk memulai membuat judul skripsi maupun karya ilmiah.
Dalam sambutan sebelumnya, Rektor IAIN Fattahul Muluk Papua Dr. H. Marwan Sileuw, M.Pd menyampaikan bahwa perpustakaan harus dimanfaatkan dengan maksimal. ”Perpus tidak hanya tempat menyimpan buku, tapi bisa jadi tempat diskusi akademik, dosen dan mahasiswa menelaah ilmu, ada ruang yang menyenangkan untuk orang berkumpul, mungkin ada kafe di sebelahnya tempat dosen melakukan bimbingan kepada mahasiswa dengan santai, dan sebagainya,” tuturnya. Maka, lanjutnya, inilah tantangan untuk menciptakan suasana perpustakaan yang menarik. “Dosen dan mahasiswa harus lebih aktif memanfaatkan koleksi distingsi multikultur di perpustakaan IAIN Fattahul Muluk Papua, sumbernya lengkap,” jelasnya.
Rektor menawarkan konsep agar para dosen dan mahasiswa dapat lebih aktif berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan. “Misal, mahasiswa harus kunjung perpus minimal berapa kali agar dapat syarat bimbingan skripsi, dosen harus kunjung minimal berapa kali supaya dapat bantuan penelitian, dan lainnya,” terangnya.
Kepala Perpustakaan IAIN Fattahul Muluk Papua Tuwaji, S.Sos, M.Si mengatakan, kegiatan ini bertujuan membahas dan menyepakati tentang rencana induk pengembangan perpustakaan IAIN Fattahul Muluk Papua serta untuk mereview buku pedoman perpustakaan yang harus direvisi setelah 3 tahun. “Hal ini kami laksanakan untuk mendukung visi misi IAIN Fattahul Muluk Papua, sehingga dirasa perlu penyesuaian-penyesuaian, untuk dibahas bersama dengan ahli,” jelasnya.
Kegiatan ini diikuti para dosen, tenaga kependidikan, duta baca, mahasiswa, pengelola perpustakaan dari kampus lain, dan pengelola perpustakaan sekolah di wilayah Jayapura. (*)