(iainfmpapua.ac.id) – Seorang guru atau pendidik harus bisa menggunakan metode belajar yang membuat peserta didik merasa nyaman dan senang ketika belajar. Ketua Program Studi (Kaprodi) PAI, Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua, A. Ubaidillah, M.Pd menyampaikan hal ini saat memberikan materi dalam In House Training (IHT) ‘Kinerja Pegawai, Mengajar Menyenangkan, Beda Kurikulum Merdeka dan Perangkat Pembelajaran’ di MTs Negeri Jayapura, 3 Juli 2023.
Metode belajar mengajar yang menyenangkan didasarkan pada implementasi kurikulum merdeka belajar. “Selain sebagai pengajar, pendamping, pendidik juga menjadi motivator belajar anak yang kreatif dan fresh dalam membuat metode belajar,” ujarnya. Menurutnya, pengajar juga harus mengubah persepsi lama yang monoton dalam membuat dan mengimplementasikan metode pembelajaran. “Cari tahu terlebih dahulu konteks belajar menyenangkan yang ingin dicapai seperti apa kemudian buatlah point-point apa saja yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, lalu hal apa saja yang belum dilakukan, kenapa hal tersebut tidak dilakukan dan apa dampaknya,” urainya. Setelah membuat rancangan metode belajar menyenangkan yang ingin dicapai maka seorang guru harus membangun paradigma sebagai guru. “Dalam sesi ini, guru harus bisa memperhatikan apakah metode yang akan diterapkan sudah sesuai dengan capaian atau tujuan awal sebelumnya kemudian bisa melakukan perbaikan, selanjutnya melakukan evaluasi agar implementasi yang diterapkan dapat maksimal,” jelasnya.
Hal lain adalah soal kepekaan. Seorang guru juga dituntut bisa memahami atau peka terhadap keadaan muridnya. “Guru harus bisa melihat persepsi positif dan negatif pada murid, apakah peserta didik penuh dengan kelebihan atau kekurangan, karena hal tersebut dapat mempengaruhi pembelajaran murid dan metode belajar yang diterapkan bisa tidak sesuai,” terangnya. Berbagai pertimbangan atau faktor yang mempengaruhi keadaan peserta didik diantaranya disebabkan oleh keadaan ekonomi, waktu, semangat, pengalaman belajar dan kreatifitas. Point penting lainnya dalam membuat metode belajar menyenangkan adalah dengan membuat komitmen bersama di awal pembelajaran. “Dengan menyepakati bersama rewards atau penghargaan dan juga punishment atau hukuman yang akan diberikan dengan tetap memperhatikan tujuan awal yang ingin dicapai dengan pemberian motivasi,” tuturnya. Ubaidillah menyimpulkan bahwa metode belajar yang menyenangkan itu harus sesuai dengan kebutuhan anak.
Kegiatan ini juga menghadirkan Sumadiono, S. Kom. MM, Kepala Sesi Pendidikan Islam Kementerian Agama Kabupaten Jayapura dan narasumber lain dari Pengembang Kurikulum Kementerian Agama. In House Training ini diikuti seluruh tenaga pengajar di lingkungan MTs Negeri Jayapura. (Za/Is/Zul/Her/Ran)