(www.iainfmpapua.ac.id) – Saat ini, kita perlu memperbaharui metode dan timing (waktu) dalam pembelajaran Alquran kepada anak didik. Pelatih Balitbang LPTQ Nasional Team Tadarus AMM Yogyakarta Ustad Iwan Rustiawan menyampaikan hal ini dalam Webinar (Website Seminar) Nasional
yang digelar Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua, 15 Juli 2020.
“Timing atau waktu pengajaran Alquran kepada anak-anak kita di berbagai sekolah ini kebanyakan belum tepat, dimana Alquran diajarkan di jam-jam siang, saat anak pelajar sudah capek dan lelah, maka mereka akan sulit mengikuti pelajaran Alquran,” ujarnya. Maka, menurutnya, hendaknya Alquran diajarkan di waktu-waktu yang tepat agar anak didik masih segar dan bersemangat dalam belajar. “Semua ini agar keberkahan bisa tercapai dalam lembaga kita dalam menyelenggarakan pendidikan di tempat masing-masing,” jelasnya.
Selain itu, Iwan menyarankan agar metode memulai pembelajaran Alquran di kelas juga disempurnakan. “Materi belajar optimal untuk santri, diantaranya dengan mulai memberikan senyuman khas ke anak-anak saat mulai belajar mengaji, kemudian tetap antusias atau buat yel-yel permainan sebelum mengaji, seperti permainan tangan, mengenali siswa, jadi jangan langsung masuk ngajar materi, namanya juga anak-anak,” urainya.
Iwan mengingatkan, Allah SWT akan melipatgandakan pahala amal kita untuk membaca dan mengajarkan Alquran. “Alquran akan datang sebagai penolong kepada pembacanya di hari kiamat nanti,” paparnya.
Webinar dengan tema “Manajemen Pendidikan Al Qur’an Persiapan Menuju New Normal” ini juga menghadirkan Ketua Forum Komunikasi Pendidikan Al-Qur’an Provinsi Papua Dr. H. Husnul Yaqin, MH.
Dalam materinya, Husnul menyajikan fakta tentang sepinya masjid dan mushola serta tempat pembelajaran Alquran di Papua saat wabah berlangsung selama sekitar 4 bulan. Namun, kondisi ini tidak menurunkan semangat anak didik Papua untuk belajar Alquran. “Banyak prestasi yang ditorehkan anak-anak yang mengikuti MTQ tingkat nasional, ini menunjukkan bahwa pembelajaran dan kualitas pendidikan di sini tidak tertinggal jauh dibanding di bagian lain Indonesia,” terang Husnul yang juga menjabat sebagai Direktur Program Pascasarjana IAIN Fattahul Muluk Papua ini.
Ia menjelaskan berbagai standar yang harus dipenuhi dalam pembelajaran Alquran di TPQ maupun TPA.
“Pedoman umumnya sudah jelas, mulai sarana prasarana, struktur organisasi, isi kurikulum, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan dan sebagainya,” ungkapnya. Dengan begitu, maka kualitas lulusan tidak kalah dengan kualitas pendidikan umum lainnya. “Di masa yang baru ini, semua pihak harus bersinergi untuk membangun semangat dalam memajukan kualitas pendidikan Alquran di Papua dengan berbagai metode,” pungkasnya.
Dalam sambutannya, Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah IAIN Fattahul Muluk Papua Dr. Zulihi, M.Ag mengharapkan agar seluruh pihak tetap meneruskan berbagai model pembelajaran di masa pandemi ini. “Memang kita terkendala, baik pendidikan formal maupun non formal, tapi kita tidak bisa berdiam diri, maka mari tetap kerjakan pembelajaran dengan cara apapun yang bisa kita lakukan, semoga ini bisa menjadi amal jariyah kita,” jelasnya. Webinar yang diisi dengan tanya jawab ini diikuti peserta dari berbagai kota di Indonesia. (Min/Zul/Her/Ran)