(iainfmpapua.ac.id) – Mahasiswa dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang tinggi harus dapat memberi kontribusi positif ke masyarakat luas. Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua Prof. Dr. H. Idrus Alhamid, S.Ag, M.Si menegaskan hal ini dalam sambutan Yudisium Gelombang II Tahun 2021 Fakultas Tarbiyah, di Aula Fakultas, Jalan Merah Putih, Buper Waena, Kota Jayapura, 23 September 2021.
“Kita jangan mudah terlena dan terpesona dengan IPK yang tinggi, sebab jika tidak bisa berkontribusi pada masyarakat maka akan sia-sia,” jelasnya. Menurutnya, mahasiswa yang mendapat predikat kelulusan sangat memuaskan diharapkan dapat mempertanggungjawabkan IPK yang diraihnya. “Jika kembali ke tempatnya masing-masing, saudara dapat berkontribusi dan mengimplementasikan ilmu yang diperoleh selama ini,” terangnya. Dengan IPK di atas rata-rata, maka mahasiswa diharapkan dapat menunjukkan bukti kemampuan dan skillnya dengan mengambil peran aktif di publik. Di sisi lain, Rektor juga memberi kesempatan kepada para mahasiswa dengan predikat kelulusan cumlaude untuk dapat melanjutkan program studi S2 (magister). “Pihak kampus akan memberikan rekomendasi untuk beasiswa S2, tentu dengan berbagai syarat aturan yang sudah ditetapkan,” paparnya.
Senada dengan hal itu, Dekan Fakultas Tarbiyah Dr. Zulihi, M.Ag meminta para mahasiswa yang sudah diyudisium dapat menyebarkan ilmu yang dimiliki dan menjadikannya sebagai ladang pahala. “Tugas dan tanggung jawab anda cukup besar, silahkan berkarya dan juga berkontribusi buat lembaga,“ pintanya.
Dalam sesi ‘Kesan dan Pesan’, mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Islam Anak Usia Dini Asdiyanti Arsyad menyampaikan bahwa pola pikir para lulusan harus diubah untuk siap berkarya di dunia kerja. “Karena proses perkuliahan dan dunia kerja itu berbeda, ayo buktikan bahwa kita bisa,” imbuh peraih IPK tertinggi 3,93 ini. Yudisium Gelombang II Fakultas Tarbiyah meluluskan 61 mahasiswa dari 6 Prodi. Duapuluh delapan peserta yudisium meraih predikat sangat memuaskan. Kegiatan yang dihadiri para pejabat dan dosen ini digelar dengan penerapan protokol kesehatan. (Za/Is/Zul/Her/Ran)
