(iainfmpapua.ac.id) – Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua menggelar kuliah tamu ‘Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam (PAI) Multikultural’ secara daring, 25 Oktober 2024.
Dalam materinya, dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof. Dr. H. Sangkor Sirait, M.Ag menyebutkan bahwa tugas pendidikan agama Islam multikultur adalah menjelaskan kepada orang lain. “Orang non PAI cukup membaca, memahami, dan mengamalkan, tapi jika anda orang atau guru PAI, tugas anda ditambah menjelaskan ke masyarakat atau peserta didik dengan tuntas,” ucapnya. Hal ini penting dilakukan, lanjutnya, mengingatkan tema multikultur dapat dilihat dari sudut pandang berbeda di masyarakat. “Di tema multikulturalisme ada sudut pandang nation state, di mana persatuan nasional tidak akan terwujud jika umat manusia mengelompokkan dirinya dalam golongan ras atau etnis, namun di sisi lain ada sudut pandang multi etnis, ini kelompok masyarakat terikat bersama-sama dengan loyalitas dan solidaritas umum,” paparnya. Dengan kondisi itu, lanjutnya, maka melihat permintaan atau protes yang terjadi dari kelompok tertentu di masyarakat harus berdasarkan sudut pandang yang tepat, agar tidak memunculkan permusuhan.
Prof. Sangkor juga menguraikan beberapa tema penting dalam PAI multikulturalisme seperti masalah etnisitas, primordialisme, etnosentrisme, prasangka dan stereotip, kelompok minoritas dan mayoritas, konflik SARA, dan disintegrasi bangsa.
“Umat beragama harus memperbanyak ruang ruang dialog sehingga bisa mengurangi sikap curiga satu sama lain, kemudian ilmu keislaman yang bercorak kritis perlu diajarkan, dan pendekatan pembelajaran dan pengabdian kepada masyarakat yang bercorak multidisipliner, interdisipliner, dan transdisipliner perlu dikembangkan,” pungkasnya.
Direktur Program Pascasarjana IAIN Fattahul Muluk Papua Dr. H. Faisal, M.HI menyebutkan bahwa pendidikan agama harus dapat berfungsi sebagai alat membangun kerukunan dan sebagai media menjaga kerukunan di Papua. “Untuk itulah dipilih tema ini, agar pendidikan agama tidak hanya pembelajaran aspek agamanya saja, tapi PAI sebagai proses memperkenalkan toleransi dan saling menghormati di masyarakat,” terangnya. Dalam kuliah tamu ini, ia beraharap mahasiswa mendapat lebih banyak strategi pengajaran.
Kaprodi PAI Pascasarjana Sigit Purwaka, M.Pd mengatakan, kuliah tamu ini diharapkan membuka wawasan mahasiswa tentang kajian PAI Multikultur dan termotivasi untuk mengangkat judul tesis seputar PAI Multikultur. Kuliah tamu ini diikuti mahasiswa Prodi PAI dan HKI Pascasarjana IAIN Fattahul Muluk Papua. (*)