(iainfmpapua.ac.id) – Program Studi Tadris Bahasa Inggris (TBI) memiliki nilai lebih dan berpotensi mendorong Internasionalisasi kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua. Wakil Rektor II Dr. M. Anang Firdaus, M.Fil.I menyampaikan hal ini dalam dalam sambutan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Implementasi MBKM Program Studi Tadris Bahasa Inggris Fakultas Tarbiyah di salah satu hotel di Kotaraja Jayapura, 19 September 2024.
“Perlu disadari MBKM pada PTKIN itu belum berjalan dengan baik, berbeda dengan PTN lainnya sehingga inisiasi kegiatan seperti ini patut diapresiasi,” ucapnya. Ia berharap kegiatan ini menghasilkan output yang sifatnya mnembangun. “Selanjutnya juga perlu diinisiasi bagaimana menjadikan dosen kita sebagai dosen penggerak MBKM, dengan hadirnya dosen-dosen sebagai penggerak diharapkan MBKM ini benar-benar dapat diimplementasikan,” tambahnya.
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Tarbiyah, Dr. Zulihi, M.Ag menyebut bahwa kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) ini dalam penerapannya menemui berbagai kendala. “Mulai dari kurikulum, pembiayaan hingga aplikasi di tingkat prodi yang juga belum menyeluruh,” ungkapnya. Dekan menambahkan, MBKM sejatinya merupakan kurikulum yang bagus. “Bahwa mahasiswa diminta untuk memiliki pengetahuan luas melalui berbagai programnya, pengetahuan yang tidak hanya didapatkan dari kampus namun juga pengabdian-pengabdian di luar kampus,” tambahnya.
FGD kali ini menghadirkan Guru Besar UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Prof. Dr. Hj. Like Raskova Octaberlina, M.Ed sebagai narasumber melalui sambungan virtual. Dalam Paparannya Prof. Like mengatakan bahwa setiap prodi memiliki kemampuan untuk menjadi yang terbaik dengan kriterianya masing-masing. “Karena tiap Program studi bisa menentukan target capaian masing-masing yang disesuaikan dengan potensi, interest dan kekuatan yang ada di masing-masing prodi,” ujarnya. Ia menjelaskan adanya potensi distingsi dalam pembuatan kurikulum Prodi TBI. “Tuntutan kerja, seperti mining, tourism ini bisa meningkatkan potensi perbedaan kurikulum, disesuaikan dengan daerah latar belakang budaya, banyaknya local languages juga perlu dipertimbangkan,” ujarnya. Kaprodi Tadris Bahasa Inggris Rahmawansyah, M.Pd dalam laporannya mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan persamaan persepsi pelaksanaan kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka antara Prodi Tadris Bahasa Inggris dengan pimpinan, stakeholder dan alumni. “Serta untuk penyempurnaan kurikulum Prodi Tadris Bahasa Inggris,” terangnya. Kegiatan ini dihadiri oleh peserta dari mahasiswa, alumni dan para undangan stakeholder lainnya. (Za/Is/Her)