(iainfmpapua.ac.id) – Program Pascasarjana (PPs) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua siap untuk menjalin kerjasama dengan seluruh Program Pascasarjana kampus Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Indonesia. Direktur PPs IAIN Fattahul Muluk Papua Dr. H. Faisal, M.HI menyampaikan hal ini dalam kegiatan FORDIPAS & INCOILS 2025 di Yogyakarta, 11 November 2025.

“Kegiatan Fordipas kali atas inisiasi para direktur Pascasarjana di launching pendirian Perkumpulan Ilmuwan Studi Islam Indonesia Tahun 2025, ini wadah asosiasi bagi prodi S2 dan S3 yang belum terwadahi selama ini,” ujarnya. Faisal menyebut bahwa pihaknya siap menindaklanjuti temu forum tersebut dengan MoA atau perjanjian kerjasama. “Agar kerjasama Pascasarjana dapat lebih erat, dalam bentuk tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,” jelasnya.
Ia menerangkan bahwa pihaknya tengah memulai jalinan komunikasi dengan Direktur Pascasarjana IAIN Pontianak, Prof. Dr. Zainuddin Prasojo, MA, Direktur Pascasarjana UIN Jakarta Prof. Dr. Zulkifli, MA dan Direktur Pascasarjana UIN Sumatera Utara, Prof. Dr. Nurssakinah Daulay, M.Psi, serta pihak lainnya.
Sementara itu, Direktur Pascasarjana IAIN Pontianak, Prof. Dr. Zainuddin Prasojo, MA mengatakan bahwa ada banyak hal yang menjadi peluang riset bersama antara IAIN Pontianak dan IAIN Fattahul Muluk Papua. “Khususnya terkait dengan keunikan-keunikan masing-masing, dalam praktik keagamaan muslim Papua dan muslim Dayak di Pontianak Kalimantan Barat,” ujarnya.
Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Dr. Moch. Nur Ichwan selaku tuan rumah kegiatan silaknas FORDIPAS dan INCOILS mengatakan, kegiatan ini merupakan momentum strategis untuk meninjau kembali arah pembangunan pendidikan tinggi Islam di Indonesia. “Forum ini menjadi ruang reflektif untuk memperbarui visi keilmuan, memperkuat inovasi akademik, dan meneguhkan kepemimpinan intelektual dalam membentuk masa depan studi Islam di tengah dinamika perubahan zaman,” ucapnya pada pembukaan Forum Direktur Pascasarjana PTKIN se-Indonesia (FORDIPAS) dan The 5th International Conference on Islam, Law, and Society (INCOILS 2025).
Dalam kesempatan yang sama, Ketua FORDIPAS, Prof. Dr. H. Akhyak, M.Ag., menegaskan bahwa penyelenggaraan INCOILS yang kelima ini diarahkan untuk mencapai sejumlah tujuan strategis. Forum ini, ujar dia, menjadi wadah untuk mengkaji kembali studi-studi keislaman dalam konteks modernitas sekaligus menguatkan pengembangan program akademik di seluruh pascasarjana PTKIN.
Dengan hadirnya lebih dari 150 pemakalah yang lintas disiplin, serta lahirnya gagasan-gagasan baru, ia meyakani forum ini adalah langkah penting dalam memperkuat posisi Pascasarjana sebagai pusat produksi dan distribusi pengetahuan yang relevan dan berdampak.
Sementara itu dalam sambutannya, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, menegaskan pentingnya penguatan otoritas keilmuan Pascasarjana PTKIN di ruang publik. Lebih jauh, Prof. Kamaruddin menekankan pentingnya menghadirkan Pascasarjana sebagai ruang yang khidmah, tulus, dan otentik, sehingga kualitas bimbingan akademik benar-benar berdampak. “Kualitas mahasiswa kita kelak menentukan kualitas dosen di masa depan, karena mereka akan meniru tradisi akademik yang kita tunjukkan,” ungkapnya.
(*)




