(iainfmpapua.ac.id) – Dosen Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua Dr. M. Thohar Al Abza, MA dan tim mempresentasikan hasil riset di Komunitas Muslim Patipi Fakfak dalam kegiatan The 1st Muktamar Turats Nabawi (Mutun) 2025 International Conference On Prophetic Heritage, di Jombang, 13 Desember 2025.
“Riset ini menawarkan perspektif yang segar dan mendalam dari wilayah Timur Indonesia, khususnya Kabupaten Fakfak, Papua Barat,” ujar Thohar yang juga menjabat sebagai Wakil Dekan I Fakultas Syariah.

Menurutnya, riset yang berjudul “Patriarchy, Custom, and Hadith: The Politics of Gender Relations in the Tombor Mag Tradition among Muslim Patipi Communities in Fakfak, West Papua” ini menyoroti tradisi Tombor Mag, yaitu sebuah sistem pengumpulan maskawin (bridewealth) substansial, di kalangan Komunitas Muslim Patipi. “Tradisi ini umumnya dipandang sebagai simbol kehormatan dan tanggung jawab moral, namun juga mengungkapkan adanya struktur patriarki yang tertanam dalam adat lokal,” ucapnya. Ia menjelaskan, riset ini secara khusus mengisi celah penelitian sebelumnya dengan mengkaji bagaimana kekuatan patriarki direproduksi melalui Tombor Mag, dan bagaimana tradisi kenabian (hadis) mengenai maskawin dan martabat perempuan diterima, diinterpretasikan, atau secara selektif digunakan dalam sistem adat ini. Fokus utamanya adalah memahami ‘politik’ di balik relasi gender yang hidup dalam bingkai adat. “Ini adalah upaya penting untuk mendokumentasikan kearifan lokal sekaligus menganalisis interaksi antara adat Patipi, struktur patriarki, dan teks agama. Riset ini sejalan dengan minat penelitian saya pada politik Islam, studi Hadis, dan hukum keluarga Islam,” terangnya.
Dihubungi terpisah, Rektor IAIN Fattahul Muluk Papua Dr. H. Marwan Sileuw, S.Ag, M.Pd mengapresiasi para dosen yang selalu meningkatkan kompetensi diri dalam kancah nasional hingga internasional. “Baik dalam pendidikan dan pengajaran, pengabdian masyarakat, termasuk penelitian,” urainya. Menurutnya, apa yang dilakukan Thohar dan tim serta dosen lainnya adalah wujud tri darma perguruan tinggi dan upaya pengembangan kompetensi dirinya untuk masa depan kampus IAIN Fattahul Muluk Papua.
Dekan Fakultas Syariah Dr. Drs. Sabar Podu, M.HI menyampaikan dukungan penuh atas capaian ini. “Keterlibatan M. Thohar Al Abza tersebut diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi seluruh dosen dan mahasiswa IAIN FM Papua untuk terus produktif dalam penelitian,” jelasnya. Hal ini sebagai upaya mendorong terciptanya karya-karya ilmiah yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga mampu memberikan solusi nyata terhadap tantangan sosial kemasyarakatan di Papua.
Kehadiran IAIN Fattahul Muluk Papua di MUTUN 2025 ini menjadi bukti nyata komitmen kampus dalam memajukan riset yang relevan secara sosial dan akademik, serta mengangkat isu-isu lokal Papua tentang relasi gender, hadis, dan politik adat ke pentas nasional dan internasional. Partisipasi ini memperkuat IAIN dalam menyuarakan narasi keislaman yang kontekstual dan berbasis pada kekayaan budaya Papua.
MUTUN 2025 merupakan Konferensi Internasional tentang Warisan Kenabian yang diselenggarakan oleh Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang pada 13-14 Desember 2025. Muktamar ini menjadi forum penting untuk membedah isu-isu strategis dunia modern dengan tema: “Eco-Sunnah and the Global Ecological Crisis: Formulating Islam’s Contribution through Hadith for the Sustainable Development Agenda (SDGs)”, dan juga tambahan tema Studi Al-Qur’an, Tafsir dan Hadis, Aqidah & Filsafat Islam, Tasawuf, Studi Falak, Sejarah Islam, Bahasa & Sastra Arab, Ekonomi, Budaya Sosial, Ilmu Politik, Ilmu Pendidikan, Ilmu Alam, Teknologi, dan Ilmu Kesehatan. Keikutsertaan M. Thohar Al Abza ini berlangsung di sela-sela penugasan riset kolaborasi mandiri yang melibatkan tiga institusi terkemuka; Universitas Islam Negeri (UIN) Kediri, UIN Ponorogo, dan Ma’had Aly Tebuireng Jombang. (*)




