Berita

PON XX: Mahasiswi IAIN Fattahul Muluk Tambah Medali Untuk Papua

(iainfmpapua.ac.id) – Mahasiswi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua menambah medali perak untuk Kontingen Papua dalam final Cabang Olahraga Pencak Silat ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua, di GOR Toware Sentani, Jayapura, 11 Oktober 2021.

Devi Sutanti dan Miftiyah Husnul Khoiriyah

Devi Sutanti dan Miftiyah Husnul Khoiriyah tampil memukau dalam Kelas Seni Ganda Putri. “Rasa syukur, bahagia dan terharu semua menjadi satu,” ungkap Devi, Mahasiswi Semester 7 Program studi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam ini. Berpasangan dengan Miftiyah, mereka meraih total poin 573.

“Penampilan dari kontingen lain tidak kalah bagusnya, namun kami tetap percaya diri, optimis dan tetap memberikan yang terbaik,” ucap Mifityah, mahasiswi semester 7 Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah. Pada tahap final, mereka berkompetisi dengan 6 kontingen lain yang berasal dari Jawa Barat, Bali, DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten dan Sumatera Barat.

“Pencapaian kali ini akan menjadi semangat untuk mendapatkan medali emas bagi Papua di ajang yang lainnya,” papar Devi.

Devi Sutanti dan Miftiyah Husnul Khoiriyah

Pembina Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pencak Silat IAIN Fattahul Muluk Papua Abdi Maloga, S.Pd memuji penampilan menawan dari kedua Pesilat tersebut. “Saya ikut memantau perlombaan, Devi dan Miftiyah telah memberikan penampilan terbaik dan maksimal,” jelasnya. Menurutnya, kecepatan dan akurasi jurus mereka telah berkembang pesat dibandingkan saat masih mengikuti lomba Pencak Silat di ajang PIONIR PTKIN Kementerian Agama beberapa waktu yang lalu. “Di sisi lain, keduanya juga telah berhasil mewujudkan visi misi UKM Pencak Silat IAIN Papua yakni akan selalu membantu pengembangan prestasi pencak silat di tanah Papua,” ungkapnya.

Abdi memantau, Pesilat Papua, Jawa Barat, dan Bali sama-sama meraih poin 573. “Penilaian utama seni Pencak Silat ada pada Teknik Serang Bela atau keterampilan dan kreatifitas serang bela, kemudian Nilai Kemantapan atau keberanian memainkan senjata, tenaga, stamina, dan Nilai Penghayatan atau ekspresi dan keserasian gerakan,” paparnya. Dengan poin yang sama, lanjutnya, maka penentuan pemenang dinilai dari ketepatan waktu para pesilat. “Semoga Devi dan Miftiyah bisa memberi motivasi dan teladan bagi mahasiswa IAIN FM Papua lainnya untuk semangat menoreh prestasi dalam bidang apapun dan mengharumkan nama IAIN Papua,” pungkasnya.

Sivitas Akademik IAIN Fattahul Muluk Papua memberikan support penuh saat event berlangsung. “Ananda berdua telah memberikan yang terbaik, apapun hasilnya adalah sebuah kebanggaan,” ucap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Shinta Abdul Rahman, M.Si yang turut menyaksikan pertandingan ini. Shinta mengingatkan agar keduanya tidak berhenti sampai di tahap ini. “Mari tetap berproses dan menghasilkan prestasi-prestasi lainnya,” ajaknya. Wakil Direktur Program Pascasarjana IAIN Fattahul Muluk Papua Dr. H. Miftahul Huda, MH yang ikut menyaksikan pertandingan membeberkan pentingnya motivasi kepada kedua pesilat. “Sejak seminggu sebelumnya, saya terus memompa semangat psikis dan spiritual mereka, agar menjaga kekompakan dan kerjasama di tahap final,” terangnya.

Dengan hasil ini, Devi dan Miftiyah menambah medali perak untuk Kontingen Papua. Hingga berita ini dirilis, Provinsi Papua sebagai tuan rumah menempati rangking keempat sementara dengan 68 emas, 36 perak, dan 66 perunggu. (Za/Is/Zul/Her/Ran)

Leave a Reply