(iainfmpapua.ac.id) – Sulha, mahasiswi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua lulus seleksi nasional Program Ekspedisi SAPA Papua 2 – Raja Ampat yang digelar Yayasan Arah Pemuda Indonesia Yogyakarta.
“Saya lulus melalui 3 seleksi yakni tahapan administrasi, tahap kedua studi kasus, dan setelah dinyatakan lulus kemudian dihubungi wawancara oleh pihak penyelenggara dan dinyatakan lulus sebagai delegasi dari IAIN Fattahul Muluk Papua,” jelas mahasiswi Semester 6 Program Studi Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah (Hukum) ini, kepada Tim Humas, 3 Januari 2021.
Program Ekspedisi Sapa Papua sendiri adalah suatu program pemberdayaan masyarakat yang bertitik-berat pada people centered development. Program ini didampingi langsung para fasilitator berpengalaman pada bidangnya. “Saya mengetahui ada program ini dari media sosial, dan saya ikuti postingannya terus sampai bertanya-tanya ke relawan yang pernah ikut,” paparnya.
Mahasiswi yang gemar memasak ini menambahkan, kegiatan yang akan dilakukan nantinya akan sangat beragam. “Saya sendiri masuk ke dalam bidang ekonomi, program yang kami lakukan bertujuan mengoptimalkan perekonomian warga lokal dengan mendorong inovasi masyarakat dalam mengembangkan usaha produk dan ekonomi kreatif,” terangnya.
Dekan Fakultas Syariah Dr. Eko Siswanto, M.HI berharap Sulha dapat meneruskan pencapaiannya dengan baik. “Semoga makin tumbuh kepekaan sosial terhadap kondisi masyarakat di berbagai daerah, memperkuat sumber daya manusia, dan mampu ikut menumbuhkan ekonomi kreatif lokal,” ucapnya.
Dihubungi secara terpisah, panitia Program Ekspedisi SAPA Papua 2 – Raja Ampat Meilia menjelaskan tujuan dari program ini adalah melatih kepekaan sosial pemuda Indonesia, memberikan kontribusi untuk negeri dengan melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di daerah 3T (terluar, terdepan, dan terpencil).
“Peserta dari kegiatan pengabdian ini diikuti oleh kalangan umum, dari berbagai profesi seperti mahasiswa, dokter, pekerja, pelajar, dosen dan lain-lain di daerah, dengan minimal usia 15 tahun dan maksimal usia 35 tahun,”ujarnya. Ia juga menjelaskan tentang penilaian kelulusan peserta berdasarkan study kasus. “Peserta diminta menyajikan solusi nyata terhadap sebuah kasus yang diberikan melalui google form, kemudian melakukan wawancara secara online,” pungkasnya. Program ini direncanakan berlangsung mulai tanggal 5 sampai 19 Januari 2022 di Kampung Lopintol, Teluk Mayalibit, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. (Za/Is/Zul/Her/Ran)