(iainfmpapua.ac.id) – Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW hendaknya dijadikan momentum meningkatkan level ibadah sholat dalam keseharian. Direktur Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua Dr. H. Faisal, S.Ag, M.HI menyampaikan hal ini dalam Hikmah Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, di Masjid Kampus, 21 Januari 2025.
“Peristiwa tersebut tidak hanya sebatas seremonial saja, namun sebagai bentuk refelksi diri untuk meningkatkan kualitas shalat lima waktu di kehidupan sehari-hari,” ujarnya. Menurutntya, shalat tidak hanya berupa gerakan saja, tapi bagaimana seorang hamba dapat bertaqarrub kepada Allah saat beribadah. “Ada tiga tingkatan atau level dalam beribadah shalat, yang pertama shalat secara taabbud yakni melaksanakan shalat sesuai dengan perintah dan syariat,” ujarnya. Level kedua yakni melaksanakan shalat secara taqarrub. “Pada level ini kualitas dalam shalat meningkat, seorang hamba tidak hanya melaksanakan shalat sesuai syariat dan berkeinginan masuk surga saja, namun orang yang memaknai sholatnya dengan bertaqarrub dan mendekatkan diri kepada Allah semakin berkeinginan untuk dekat dengan Allah,” terangnya. Tingkatan terakhir dan yang paling tinggi dalam level melaksanakan shalat adalah tahaquq. “Dalam level ini, menjalankan ibadah shalat bukan hanya seputar syariat lagi, bukan soal keikhlasan, bukan juga soal kedekatan, namun ibadah yang dilakukan seperti yang dilakukan Nabi saat bermihrab kepada Allah,” jelasnya.
Faisal berharap, di moment peringatan isra miraj ini, semua orang dapat meningkatkan kualitas ibadah shalatnya. “Dengan meminta rahmat dari Allah agar kita dapat mendapat rahmat dunia akhirat,” ungkapnya.
Dalam sambutan sebelumnya, Rektor IAIN Fattahul Muluk Papua, Dr. H. Marwan Sileuw, S.Ag, M.Pd meminta seluruh sivitas akademik agar dapat terus meningkatkan iman dalam menjalankan ibadah shalat. “Karena shalat merupakan ibadah wajib yang diperintahkan Allah langsung kepada Nabi Muhammad dalam perjalanan isra mirajnya,” ujarnya.
Menurutnya, moment isra miraj Nabi Muhammad bukan hanya sekedar perjalanan secara jasmani saja namun juga rohani dan spiritual. “Karenanya tuntutan shalat diperintahkan harus dilaksanakan secara jasmani dan rohani,” ungkapnya. Kegiatan dengan tema ‘Spirit Shalat dan Mikraj Peradaban’ ini juga diisi dengan shalawat bersama UKM Seni Religius yang dibina Anissa Fatmayanti, M.Pd. Kegiatan ini diikuti oleh warga kampus di lingkungan IAIN Fattahul Muluk Papua. (Za/Is//Her).