(www.iainfmpapua.ac.id) – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pencak Silat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua melakukan sparing dengan perguruan silat lain di halaman Kampus IAIN Fattahul Muluk Papua, Jalan Merah Putih, Buper Waena, Kota Jayapura, 21 Februari 2020.
Ketua Lembaga Dewan Pencak Silat Kota Jayapura Jumadi mengatakan bahwa kunjungan dan sparing dengan Perguruan Panca Asta ini dilakukan dalam rangka mempererat silaturahmi perguruan pencak silat yang ada di Jayapura.
“Dengan pertemuan ini mereka saling mengenal, saling mengetahui bahwa lembaga Pencak Silat itu ada di mana saja, ada di lingkungan TNI, Kepolisian maupun di lingkungan pendidikan dari tingkat SD hingga perguruan tinggi,” jelas Jumadi kepada Tim Humas IAIN Fattahul Muluk Papua.
Menurutnya, kegiatan ini juga merupakan bagian dari program kerja UKM Pencak Silat IAIN Fattahul Muluk Papua. “Sparing ini merupakan persiapan 02SN atau Olimpiade Olahraga Silat Nasional tingkat mahasiswa,” tambahnya.
Salah satu anggota UKM Pencak Silat IAIN Fattahul Muluk Papua, Devi Sutanti mengatakan bahwa kegiatan sparing dengan perguruan lain ini memberi banyak manfaat. “Dengan adanya sparing silaturahmi ini mahasiswa UKM silat dapat mengukur kemampuannya untuk mempersiapkan event-event diluar kampus, sehingga kita tahu perkembangan latihan selama ini sampai dimana,” jelas Devi.
Mahasiswa yang sedang mengikuti TC Cabang Pencak Silat Persiapan PON 2020 Papua ini berharap adanya Pelatih tetap agar UKM Pencak Silat dapat dibina secara maksimal.
“Anggota UKM Pencak Silat memiliki semangat yang tinggi dalam berlatih, dan sempat berprestasi, tetapi kekurangan pelatih,” urai Devi.
Dalam moment tersebut, Devi melakukan sparing dengan Arda dari Perguruan Panca Asta. Selama 2 ronde, ia mengakui banyak pelajaran yang didapat dari perguruan lain.
Di pertemuan sparing tersebut, Ketua Lembaga Dewan Pencak Silat Kota Jayapura Jumadi menyampaikan tata tertib peraturan pertandingan, cara-cara pertandingan, gerakan yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan dalam silat, serta pedoman pertandingan pencak silat.
“Secara nasional IPSI memiliki beberapa jurus diantaranya Jurus Wajib Tunggal Baku, dan Jurus Wiraloka beregu,” jelasnya. Ia menyampaikan bahwa program IPSI adalah melatih sparing dengan cara yang benar, memberikan bela diri yang baik atau yang diperkenankan. Ia berharap IPSI di Papua dapat mengharumkan budaya seni beladiri sendiri. “Karena potensi dan minat pemuda di Papua sangat besar, tidak kalah dengan seni dari luar karena pencak silat adalah olahraga yang elastis dan fleksibel,” paparnya. Ia berharap agar sesama pengurus dan UKM menjalin koordinasi secara kontinue dan menyeluruh sehingga dengan mudah dapat melanjutkan ke tingkat nasional. “Perlu adanya dukungan dan pembinaan agar tidak timbul kesalahpahaman meski berasal dari berbagai perguruan seperti Kera Sakti, Merpati Putih, Karate dan perguruan lainnya, semoga tetap terjadi komunikasi yang baik diantara sesama perguruan,” pungkasnya. (Min/Zul/Her/Ran)