(iainfmpapua.ac.id) – Dalam upaya meningkatkan kualitas perpustakaan sebagai bagian penting dari proses akreditasi institusi, Perpustakaan IAIN Fattahul Muluk Papua menyelenggarakan Workshop Pendampingan Perpustakaan di aula perpustakaan, Senin 26 Mei 2025.

Wakil Rektor I IAIN Fattahul Muluk Papua, Dr. H. Talabudin Umkabu, M.Pd, dalam sambutannya menekankan pentingnya peran perpustakaan dalam menunjang mutu institusi pendidikan tinggi. Ia menyampaikan amanat Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI bahwa perhatian terhadap pengembangan perpustakaan harus ditingkatkan. “Amanat Sekjen kepada kami, untuk perguruan tinggi bidang sosial, perbanyak profesor dan perbaiki perpustakaan, perpustakaan menjadi perhatian penting,” tegasnya. Lebih lanjut, Ia menekankan bahwa proses akreditasi institusi tidak bisa dilepaskan dari kualitas perpustakaannya. “Sebelum melaksanakan akreditasi institusi, terlebih dahulu harus melaksanakan akreditasi perpustakaan,” ujarnya. Warek juga berharap agar perpustakaan di lingkungan perguruan tinggi Papua dapat membangun kolaborasi dan integrasi yang lebih kuat ke depan. Ia menilai bahwa workshop ini adalah langkah awal yang penting menuju penguatan akreditasi. “Saya berharap ke depan perpustakaan yang ada di perguruan tinggi di Papua dapat saling terintegrasi,” harapnya.
Narasumber utama, Kepala Perpustakaan Universitas Cenderawasih Dr. Thereseta Evilianingsih, S.IP., M.Si, menjelaskan pentingnya akreditasi perpustakaan sebagai tolok ukur kinerja dan pengelolaan. “Akreditasi perpustakaan adalah menilai kondisi dan kinerja perpustakaan yaitu dengan cara mengukur kesesuaiannya dengan Standar Nasional Perpustakaan SNP,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa terdapat sembilan komponen utama yang menjadi indikator penilaian dalam proses akreditasi. “Kesembilan komponen inilah yang harus kita penuhi untuk meraih hasil maksimal dalam proses akreditasi,” ujarnya.
Sebelumnya di tempat yang sama, Kepala Perpustakaan, Tuwaji S.Sos., M.Si dalam laporannya menyampaikan, kegiatan ini merupakan rangkaian persiapan akreditasi perpustakaan IAIN Fattahul Muluk Papua. “Penting untuk semua perguruan tinggi yang memiliki perpustakaan untuk melaksanakan akreditasi karena kedepannya ini akan diwajibkan,” ujarnya. Tuwaji berharap, workshop ini membuat Perpustakaan IAIN Fattahul Muluk Papua dapat lebih siap dalam menyambut pelaksanaan akreditasi perpustakaan. “Dengan kerja keras maksimal ini dan mendengarkan masukan dari perguruan tinggi lainnya kiranya kita dapat meraih hasil maksimal,” tambahnya. Kegiatan ini dihadiri oleh para pengelola perpustakaan dari berbagai perguruan tinggi di Papua serta peserta lainnya. (Za/Is/Her)