(iainfmpapua.ac.id) – Manusia hendaknya menyempurnakan ibadahnya dengan menyalurkan zakat, infaq, sodaqoh, dan wakaf (Ziswaf). Ust. Dr. Moh Syarifudin, M.E.I memaparkan hal ini dalam materinya pada ‘Serial Diskusi Menyambut Bulan Suci Ramadhan’ yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah (HMPS PS) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua, secara virtual, 21 Maret 2022.
“Menyalurkan zakat, infaq, sedekah, wakaf itu ibarat menyalurkan rezeki dari Allah,” paparnya. ZISWAF diumpakan sebagai jendela dalam agama. “Di mana agama merupakan bangunan bagi umat muslim yang terdiri dari pondasi yakni syahadat, tembok yakni puasa, dan bangunan atau rumah tidak akan sempurna tanpa adanya jendela atau pintu yang diumpakan sebagai ziswaf,” ujarnya. Ia memaparkan pentingnya menyalurkan ziswaf. “Point pertama ada zakat, dimana itu merupakan hal yang wajib di keluarkan bagi umat muslim khususnya zakat fitrah,” jelasnya. Menurutnya, umat islam wajib memberikan sebagian dari rezekinya kepada orang-orang yang kurang mampu. “Karena pada dasarnya rezeki yang diberikan oleh Allah kepada kita bukanlah hak kita sepenuhnya, di dalamnya terdapat hak orang lain yakni fakir miskin dan orang-orang kurang mampu lainnya,” terangnya. Selain itu, Infaq merupakan amalan yang dilakukan dengan memberikan hal-hal yang diperintahkan oleh Allah. “Seperti memberikan hal-hal yang orang butuhkan,” imbuhnya. Sedangkan sedekah merupakan amalan yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah. “Bisa berupa harta maupun non harta, seperti memberikan senyum pada orang lain ataupun melakukan kegiatan-kegiatan amal,” ujarnya. Wakaf sendiri merupakan penyerahan aset yang dipakai dalam jalan Allah. “Seperti pemberian tanah, masjid, bangunan dan sebagainya,” paparnya.
Syarifudin juga menegaskan pentingnya optimalisasi ziswaf dalam kehidupan bermasyarakat. “Karena memberi dan mengeluarkan ziswaf khususnya zakat merupakan kewajiban bagi yang mampu, maka diharapkan tidak ada yang kekurangan dalam hal sandang maupun pangan bagi orang-orang yang tidak mampu,” pungkasnya.
Ketua Program Studi Perbankan Syariah, Fachrudin Fiqri Affandy, M.E mengapresiasi kepengurusan HMPS PS baru periode 2022/2023 yang mempelopori kegiatan ini. “Harapan ke depannya agar memperbanyak program-program yang bersifat akademik seperti ini, agar mempertajam pengetahuan rohani mahasiswa dalam bidang akademik,” ujarnya. Menurutnya tema diskusi ini sangat krusial di kalangan masyarakat. “Dimana ziswaf merupakan instrumen ekonomi Islam yang merupakan bentuk ketaatan kepada Allah sekaligus sebagai bentuk kewajiban berbagi kebaikan dengan sesama,” pungkasnya.
Ketua HMPS PS, Hasan Basri Buano menerangkan bahwa kegiatan ini merupakan serial pertama untuk kajian yang akan dilakukan HMPS PS selama bulan Ramadhan. Kegiatan dengan tema ‘Optimalisasi ZISWAF Dalam Kehidupan Bermasyarakat Guna Memelihara Kemaslahatan Bersama dan Menjaga Keharmonisan Menuju Ramadhan Penuh Berkah’ diisi dengan sesi tanya jawab dan diskusi interaktif. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa dan alumni IAIN Fattahul Muluk Papua. (Za/Is/Zul/Her/Ran)