(Iainfmpapua.ac.id) – Salah satu model pembelajaran Matematika yang inovatif adalah penggunaan alat peraga. “Tidak harus dari buatan pabrik, tetapi bisa menggunakan alat sehari-hari yang ada,” ujar Dosen FKIP Universitas Cenderawasih Dr. Bettisari Napitupulu, M.Sc, saat menjadi pemateri dalam Virtual Workshop yang diselenggarakan Prodi Tadris Matematika, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua, 7 Oktober 2021.
Bettisari mengatakan, model innovative learning harus digunakan guru maupun dosen dalam mengajar.
“Ini bertujuan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang mana peserta didik diharapkan secara aktif mengembangkan potensi dirinya,” ucapnya. Ia menuturkan, proses ini diharapkan memunculkan kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan keterampilan.
“Sikap apa yang harus muncul ketika saya sedang mengajar persamaan kuadrat, dan bisa ditangkap oleh peserta didik?” ungkapnya. Seorang pendidik, lanjutnya, harus mengerti peserta didik yang diajarnya. Guru bisa memberikan kesempatan kepada beberapa siswa untuk belajar, dan nanti bisa mengajarkan kepada teman lainnya, atau dikenal dengan tutor sebaya. “Ini juga bisa diterapkan pada kegiatan pembelajaran, tidak ada istilah pintar dan bodoh, karena yang lebih tepat yaitu cepat dan lambat dalam menerima materi,” terangnya.
Dekan Fakultas Tarbiyah Dr. Zulihi, M.Pd menjelaskan, pengetahuan seperti ini harus didapatkan oleh calon guru mahasiswa Prodi Matematika. “Kami sangat membutuhkan sosok pendidik yang benar-benar mengedepankan potensi dalam proses pembelajaran, karena keberhasilan pendidik guru maupun dosen harus mengedepankan aspek profesionalisme,” tegasnya. Ilmu baru tersebut diharapkan dapat diterapkan dan dikembangkan oleh para pendidik.
Dalam Kesempatan yang sama, Ketua Panitia workshop, Satrama Royal Hadinata, M.Pd mengatakan bahwa virtual workshop ini bertujuan membekali dosen dan mahasiswa dalam menciptakan pembelajaran yang inovatif. “Sehingga ketika mahasiswa saat mulai praktek mengajar mampu menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan,” ucapnya. Satrama menerangkan, suasana belajar yang menyenangkan dapat membuat peserta didik menikmati kegiatan belajar tanpa adanya perasaan tertekan, sehingga mereka dapat memahami materi dengan maksimal.
Senada dengan hal itu, Ketua Program Studi Tadris Matematika, Nining Puji Lestari, M.Pd menyebutkan, untuk membuat pembelajaran yang menyenangkan di kelas, para dosen dan guru harus menggunakan metode-metode yang tidak monoton. “Salah satu model pembelajaran yang dikenalkan yaitu Model Pembelajaran Jigsaw, yang menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil,” urainya. Pemateri lain dalam workshop ini adalah Joko Aris pramono, M.Pd. “Ada aplikasi Classpoint yang dapat dijadikan sebagai satu alternative aplikasi yang bisa digunakan,” papar Guru SMA Negeri 1 Jayapura ini.
Virtual Workshop dengan tema ‘Innovatif Mathematics Learning’ diikuti para mahasiswa dan dosen IAIN Fattahul Muluk Papua, serta peserta guru dari instansi lain. (*)