Berita

Seminar Internasional IAIN FM Papua: Gubernur Papua Dorong Akademisi Jaga Moderasi

(iainfmpapua.ac.id) – Gubernur Papua Dr. H. Ridwan Rumasukun, MM mendorong dan mengajak para akademisi menjaga moderasi di Papua. “Kita telah belajar bahwa Islam memunculkan moderasi, untuk memberikan rahmat bagi seluruh alam,” ucapnya dalam sambutan pembukaan International Seminar on Religion, Moderation and Multiculuralism (ISRMM) 2023 yang digelar Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua di aula Pemprov Papua, Jayapura, 7 November 2023.

Gubernur menyebutkan, sebagai sebuah wilayah administrasi, Papua adalah biasa saja. “Namun dalam konteks keberagaman, Papua adalah mozaik yang rumit tapi sangat indah,” ujarnya. Di Papua, lanjutnya, terdapat realita hidup yang dinamis, di mana filosofi kehidupan warga Papua sudah dipraktikkan menjadi role model pemerintah dalam menata hubungan sosial masyarakat. “Ada peran pemerintah, adat, dan agama, mereka disatukan dalam ikatan kekerabatan,” urainya. Gubernur Papua memuji kampus IAIN Fattahul Muluk Papua yang telah menggelar seminar hebat, dengan melibatkan berbagai kampus dari Indonesia dan Malaysia.

Rektor IAIN Fattahul Muluk Papua Dr. H. Marwan Sileuw, M.Pd menyampaikan bahwa pihaknya membuka diri untuk sinergi dan kerjasama dengan berbagai pihak melalui seminar ini. “Dengan Pemerintah Provinsi Papua, dengan Universiti Kebangsaan Malaysia, dan kampus besar lainnya,” tuturnya. “Apa yang kita lakukan merupakan penerapan tri dharma perguruan tinggi, dan kami ingin mengembangakan Papua dengan dosen dan mahasiswa yang kami miliki untuk berkontribusi bagi kemajuan Papua,” terangnya.

Seminar ini menghadirkan Guru Besar Universitas Gajah Mada Prof. Dr. Irwan Abdullah yang menyebutkan bahwa IAIN Fattahul Muluk Papua melakukan lompatan besar dalam dunia pendidikan. “Kampus IAIN Papua dapat menjadi pusat atau center dari studi Asia Pasifik, agar para peneliti berkumpul di sana, sehingga menjadi motor perubahan kemajuan di Papua,” jelasnya. Irwan mengajak seluruh sumber daya di Papua mewujudkan keariflan lokal untuk membangun kearifan global. Sementara itu, dosen dari Universiti Kebangsaan Malaysia, Prof. Madya Dr. Sunawari Long memaparkan konsep Eco Theology, di mana tokoh agama berkewajiban menjaga alam. “Saya sudah mendengar lagu bahwa Papua ini surga kecil yang jatuh ke bumi, maka peran manusia sebagai khalifah harus diterapkan, kita harus memelihara dunia ini dengan pendekatan agama,” paparnya.

Pada bagian lain, Rektor Institut Agama Kristen Negeri Ambon Prof. Dr. Yance Rumahuru menyampaikan materi seputar tantangan dan strategi pengelolaan keragaman. “Kami juga mendukung gagasan menjadikan IAIN Papua sebagai pusat studi Asia Pasifik, dan kami dari IAKN Ambon akan bergabung untuk menjadikan kampus di timur Indonesia menjadi unggul,” ucapnya. Seminar ini juga menghadirkan Dr. Hasse Juba dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Prof. Dr. Zaenudin Prasojo dari IAIN Pontianak.

Ketua panitia seminar internasional Dr. Suparto Iribaram, MA mengatakan, seminar tentang agama, moderasi dan keberagaman ini digelar untuk memupuk dan menjaga keharmonisan di antara seluruh umat manusia. “Kampus ingin memberi sumbangsih dari kalangan akademik bersama Pemda Papua, kami memiliki sumber daya untuk kemajuan Papua dan Indonesia,” terangnya.

Kegiatan ini menghadirkan para pemangku kepentingan dari unsur kalangan pemerintah, anggota dewan, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, para mitra kerja, pimpinan kampus di Papua, dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa dan alumni IAIN Fattahul Muluk Papua, serta undangan lainnya. (*)

Leave a Reply