(iainfmpapua.ac.id) – Rektor, pejabat, dan seluruh staf perguruan tinggi harus menjadi humas bagi kampusnya. Staf Khusus (Stafsus) Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia Bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo menegaskan hal ini dalam ‘Sosialisasi Seleksi Prestasi Akademik Nasional Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (SPAN-UM PTKIN) tahun 2023’ di Samarinda, 2 Februari 2023.
“Semua harus menjadi humas, rektor, warek, dekan, semua bisa bercerita keunggulan kampus masing-masing,” ujarnya. Ia meminta seluruh unsur di kampus untuk mengkreasikan hal yang menarik dan melakukan pendekatan yang menimbulkan rasa emosional dalam membuat materi publikasi. “Silakan bikin desain yang beda, yang aneh yang penting tetap pada substansinya, karena yang kaku dan formal, itu sudah tidak jamannya,” ungkapnya.
Wibowo menyatakan bahwa sekarang ini adalah jamannya kerja yang tidak biasa. “Kerjanya cepat dan benar, karena kita ini pengguna aplikasi tiktok terbesar kedua setelah Amerika, maka gunakan media sosial tiktok,” paparnya. Ia juga menyebut bahwa literasi digital masih kurang diterapkan oleh para pejabat dan staf di kampus. “Jika perlu, gunakan tokoh penting, influenser, endors sesuai dengan karakterisitik yang akan dituju,” urainya. Pada konteks tersebut, lanjutnya, peran seluruh unsur perguruan tinggi sebagai humas sangat diperlukan untuk membuat orang dan calon mahasiswa jatuh cinta pada pandangan pertama.
Dalam sambutan sebelumnya, Rektor UIN Samarinda Prof. Dr. Muh Ilyasin menyampaikan bahwa lahirnya UU nomor 3 tahun 2022 menjadi magnet khusus bagi calon mahasiswa bergabung di kampusnya. “Kami belajar menjadi PTKIN di calon wilayah ibukota negara,” ucapnya. Pada moment yang sama, Ketua Panitia Nasional SPAN-UMPTKIN 2023 Prof. Dr. Imam Taufiq menyebutkan bahwa menteri agama telah menggaungkan semangat untuk memviralkan proses seleksi mahasiswa baru melalui jalur SPAN-UM PTKIN. “Kehadiran tim humas sangat penting dan signifikan utuk mencitrakan kampus dengan kualitas yang unggul kepada siswa madrasah aliyah, SMA, SMK dan lainnya,” paparnya.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Tinggi Ditjen Pendis Kementerian Agama Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi meminta humas kampus untuk memberikan materi publikasi yang bagus agar mendapatkan mahasiswa yang bermutu melalui seleksi SPAN. “Seringkali humas dianggap orang tak penting, tapi nanti jadi yang paling dicari ketika kampus terjadi masalah di publik,” ungkapnya saat membuka kegiatan secara resmi. Ia meminta materi publikasi membuat khalayak falling in love in the first sight (jatuh cinta pada pandangan pertama). “Kabarkan kepada semua orangtua bahwa kampus perguruan tinggi keagamaan islam negeri mempunyai keunggulan ilmu umum dan agama, ada ahklak di situ, tampilkan wajah ramah menyambut tamu dengan senyuman,” pungkasnya.
Kegiatan ini diikuti para humas PTKIN seluruh Indonesia. (Za/Is/Zul/Her/Ran)