(iainfmpapua.ac.id) – Setiap pendidik dan calon pendidik tidak boleh patah semangat dalam mengatasi persoalan-persoalan pendidikan generasi milenial. Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua Dr. Suparto Iribaram, S.Sos., M.A menegaskan hal ini dalam sambutannya saat membuka Webinar Nasional Program Studi Pendidikan Agama Islam Multi Kultur Program pascasarjana IAIN Fattahul Muluk Papua secara virtual, 15 November 2022.
“Ini tidak hanya di Papua namun juga di seluruh Indonesia,” urainya mewakili Rektor. Warek III mengatakan, saat ini teknologi sudah masuk ke semua bagian pendidikan. “Perubahan dan dinamika di bidang penggunaan teknologi pendidikan terasa khususnya di generasi milenial yang mendapat dan mencari informasi atau melakukan literasi secara virtual,” paparnya. Fenomena ini, lanjutnya, memberi suatu pandangan bahwa generasi kita punya kreatifitas yang kuat. “Sebagai pendidik kita perlu merespon hal ini dengan melihat potensi-potensi mereka dan menyesuaikan dengan kondisi pembelajaran pendidikan kita,” pungkasnya. Iribaram berharap webinar nasional ini dapat memberi kontribusi bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.
Pemateri pertama Prof. Dr. Eva Latipah, S.Ag., S. Psi., M.Si dalam pemaparannya mengatakan bahwa pendidikan adalah hal yang tidak dapat dihilangkan dari peradaban. “Tidak ada yang mampu membangun peradaban kecuali melalui pendidikan, sehingga sebesar apapun tantangannya harus dihadapi untuk membangun peradaban yang besar di masa depan,” ujar dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini. Eva menambahkan, pendidik generasi milenial harus mengenali karakteristik peserta didiknya yang sudah ‘melek teknologi’ sejak dini. “Jika sudah memahami karakteristiknya pendidik akan mudah untuk membuat pembelajaran agama yang sesuai,” ucap Ketua Persatuan Program Studi PAI se-Indonesia.
Sementara itu, pemateri kedua Prof. Dr. Muhammad Yaumi, M.Pd. memaparkan materi ‘Guru Inovatif dalam Mendidik Generasi Berkemajuan, Enterpreuner dan Berdikari’. Menurut Dosen UIN Alaudin Makassar ini, guru yang inovatif harus memiliki 6 pengetahuan mendasar. “Untuk menjadi guru yang inovatif penting untuk memiliki 6 pengetahuan mendasar yakni knowing Students as Learners, Knowing Teachers Themselves, Knowing curriculum, Knowing Teaching skills, Knowing Collegial Relationship dan Knowing Shcool/Institution,” jelasnya.
Webinar nasional bertajuk ‘Meningkatkan Potensi Pendidik membangun Generasi Milenial yang Berkarakter Kreatif’ ini diikuti mahasiswa dan dosen Pascasarjana IAIN Fattahul Muluk Papua serta peserta dari institusi lainnya. (Za/Is/Zul/Her/Ran)