(iainfmpapua.ac.id) – Mahasiswa perlu menjaga nilai-nilai ukhuwah (persaudaraan) di lingkungan kampus maupun di masyarakat. Wakil Rektor III (Warek III) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua Dr. Suparto Iribaram, MA menerangkan hal ini dalam kegiatan Kuliah Tamu di aula kampus, Jalan Merah Putih, Buper Waena, Kota Jayapura, 16 Desember 2022.
“Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan tambahan ilmu dari para ulama, tambahan pengetahuan terkait bagaimana menjaga membangun hubungan persaudaraan di era globalisasi saat ini,” tuturnya. Menurutnya, nilai ukhuwah mulai berkurang di era globaliasasi saat ini. “Ukhuwah itu merupakan cara untuk menjalin kebersamaan dan menjaga silaturahmi, namun saat ini kita sering menghabiskan waktu hanya untuk berkomunikasi melalui handphone,” jelasnya. Warek III menjelaskan bahwa perkembangan zaman itu memiliki sisi positif dan negatifnya. “Sisi positifnya teknologi memberikan manfaat yang banyak bagi kebutuhan kita, namun di sisi lain mengurangi kebersamaan kita untuk bertemu secara fisik, karenanya perlu dijaga nilai ukhuwah antar sesama mahasiswa,” terangnya.
Kuliah tamu ini menghadirkan Syeikh Ali Bin Abdurrahman Baharmi, Dosen Universitas Al-Ahkaf Yaman. Dalam materinya, ia menyebutkan tiga nilai ukhuwah yang sangat penting dipahami mahasiswa. “Persaudaraan antar sesama manusia, dimana seluruh manusia dari jaman nabi hingga hingga hari kiamat nanti, semua bersaudara,” terangnya. Menurutnya, penting untuk hidup bersosial agar saling mengenal antar sesama. “Karena hidup bermasyarakat dan bersosial itu merupakan bagian dari peradaban, seluruh manusia apapun ras dan sukunya semuanya memiliki nilai yang sama sebagai manusia,” ujarnya. Nilai ukhuwah yang kedua yakni persaudaraan secara nasab. “Atau persaudaraan sekandung yang berasal dari ayah dan ibu, lalu nilai ukhuwah yang ketiga yaitu persaudaraan dalam agama,” tuturnya. Persaudaraan seagama adalah persaudaraan sesama muslim. “Orang yang mendirikan sholat dan mengeluarkan zakat merupakan orang yang bersaudara dalam agama,” jelasnya. Ketiga nilai ukhuwah tersebut merupakan nilai-nilai yang di ajarkan oleh Rasulullah. “Namun saat ini, nilai ukhuwah tersebut kian memudar sehingga masyarakat perlu memahami dan menerapkan nilai ukhuwah ini agar tidak ada perpecahan,” imbuhnya. Selain itu, nilai ukhuwah di kalangan mahasiswa perlu ditingkatkan. “Karena ukhuwah memiliki derajat tertinggi dalam agama Islam, khususnya ukhuwah nasab dan persaudaraan seagama,” jelasnya.
Syeikh Ali juga berpesan agar masyarakat menyadari betapa pentingnya nilai ukhuwah ini. “Agar kita bisa naik level baik dari sisi agama, toleransi dan bermasyarakatnya, hal ini agar kita bisa terhindar dari perselisihan dalam bermasyarakat,” terangnya. Dalam mengimplementasikan nilai persaudaraan antar sesama manusia umat muslim juga menjalin persaudaraan dengan agama lain. “Hal ini agar umat manusia dapat menjaga hidup rukun bersama dan dapat naik level untuk menghadapi tantangan global,” paparnya. Untuk menghadapi tantangan global manusia harus berpegang pada agama. “Di mana meningkatkan nilai toleransi merupakan nilai paling tinggi dalam makna ukhuwah,” tuturnya.
Kegiatan dengan tema ‘Aktualisasi Nilai Ukhuwah dalam menghadapi Tantangan Global’ ini diikuti oleh seluruh mahasiswa, dosen dan pejabat di lingkungan IAIN Fattahul Muluk Papua. (Za/Is/Zul/Her/Ran)